Archive | November, 2014

CERPEN (pelukan senja terakhir)

2 Nov

“Jaman kamu itu enak nduk, tidak seperti jaman eyang dulu. Tapi sayang, remaja jaman sekarang itu sering menyalahgunakan kemajuan teknologi.” cerita eyangku yang sedari tadi menemaniku menyelesaikan skripsiku, bersama keindahan senja sore ini. Aku hanya tersenyum melihat eyangku terpukau melihat kelincahan jemariku yang menari nari di atas keyboard laptopku.
“Nduk, kamu jangan terlalu larut dalam kerjaan. Sepertinya kamu sudah lelah, sebentar lagi adzan magrib.” kata eyang menasehatiku, aku tersenyum melihat sosok wanita tua yang sangat berarti dalam hidupku.
“Iya eyang, ini sudah selesai kok, Zakiya beresin dulu ya, terus kita sholat magrib bersama.” jawabku seraya membereskan buku-buku ku serta mematikan laptopku.
“Eyang masuk dulu.” kata eyang lalu masuk ke rumah. Aku segera menyusul eyang.
Selepas isya aku masuk ke kamar. Seperti biasanya, sebelum tidur aku melihat bintang terlebih dahulu.
“Ayah, bunda, Zakiya kangen. Ayah bunda tunggu Zakiya di surga ya.” kataku menatap dua bintang yang paling bersinar, yang ku anggap sebagai ayah dan bunda yang menemaniku tiap malam.
Aku memang anak yatim piatu, ayahku meninggal ketika aku berusia 6 bulan, sedangkan bunda meninggal ketika aku berusia 2 tahun. Satu-satunya anggota keluarga yang aku miliki hanyalah eyang. Ayah dan bunda adalah anak semata wayang, begitu pula aku. Aku hidup berdua dengan eyangku. Sosok yang bertahan hidup karena tak tega melihatku sebatang kara. Tak terasa air mataku jatuh membasahi kerudungku. Rayuan mimpi indah telah berhasil meninabobokanku, hingga aku terlelap dalam tidurku.
Seperti biasanya aku bangun pukul tiga dini hari, untuk melaksanakan sholat malam, lalu aku berdzikir sambil menunggu adzan subuh tiba.
Senja itu aku duduk di halaman rumah bersama eyang untuk menikmati senja bersama secangkir teh seperti biasanya.
“Senja kali ini begitu indah ya nduk.” guman eyang menatap ke arah langit.
“Iya eyang. Indah sekali, ingin rasanya setiap hari merasakan keagungan-Nya bersama eyang” kataku seraya menyandarkan kepalaku di bahu eyang.
“Iya nduk” memebelai lembut kepalaku yang dibalut kerudung warna unggu kesukaanku.
“Senja ini akan terasa lebih indah lagi jika Ayah dan Bunda ada di sini bersama kita.” kataku berandai-andai.
“Sudah nduk, jangan mengeluh seperti itu. Suatu saat kamu akan berkumpul lagi dengan ayah bundamu nduk” Eyang menenagkanku seraya memelik erat tubuhku. Pelukan yang hanya kuperoleh darinya.
“Iya eyang. Oh iya, eyang besok bisa datang ke acara wisuda S2 Zakiya kan?” tanyaku menatap eyang yang sudah tampak jelas kerut-kerut di wajahnya, namun senyuman selalu menghiasi wajahnya.
“Iya nduk, eyang pasti datang.” kata eyang tersenyum

“Selamat ya kiya.” ucap teman-temanku menyalamiku. Alhamdulillah aku dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik dengan IP ku yang mendekati sempurna.
“Selamat ya nduk” kata eyang senja itu.
“Iya eyang, ini semua berkat doa dan dukungan eyang.”
“Kamu jangan pernah lupa ya nduk segala nikmat itu karena Allah, selalu bersyukur.” kata eyang menasehatiku.
“Iya eyang,” kataku tersenyum
“Kamu sekarang sudah dewasa nduk, semakin cantik. Eyang bangga punya cucu seperti kamu. Eyang sudah ikhlas jika eyang nanti harus meninggalkanmu sendiri. Eyang rasa kamu sudah mampu menjaga diri.” kata-kata eyang membuatku menangis
“Eyang, kok eyang berkata seperti itu, kiya masih butuh eyang. Apa eyang tidak ingin melihat anakku nanti?” tanyaku penuh isak tangis memeluk erat tubuh eyang yang semakin lemah.
“Eyang maunya begitu nduk, kalau perlu eyang akan selalu ada sampai kiya tiada.” eyang mengelus kepalaku yang sedari tadi kusandarkan di bahu eyang. kurasakan belaian tersebut makin lama makin melemah, suasanapun sunyi.
“Eyang?” panggilku pada eyang, mendengar eyang tiada menjawab aku segera bangkit dari sandaran bahu eyang. Melihat mata eyang terpejam aku fikir eyang tertidur, namun wajah eyang terlihat putih pucat dan tidak bernafas.
“Eyang…” teriakku histeris lalu tak sadarkan diri.
END
SUMBER :
Cerpen Karangan: Via Aulia
Facebook: Vya Williams

cerpen (jas impian)

2 Nov

Aku berdiri dengan ribuan bayangan, berisi impian ku setelah tamat SMA. Lahir dari keluarga orangtua hanya sebagai buruh tani. Mungkin Aku hanya bisa bermimpi bisa memakai sebuah Jas dan bisa berkumpul dengan teman dari belahan Nusantara. Dan bisa memilki seorang Dosen. Betapa bahagia bisa menuntut ilmu disana. Kalau Aku tidak bisa melanjutkan, setidaknya menginjakkan kaki ke kampus tidak apa. Walau hanya sekedar melihat. Selama ini hanya bisa melihat spanduk-spanduk yang mempromosikan PT masing-masing.
Lamunanku sudah kemana-mana, hingga kaget saat ibu memanggilKu. “Togar, ayo makan dulu”. “Inggih bu”. Jawabku yang lari dari lamunan. Selesei makan, Aku mencoba minta izin pada kedua orang yang Aku sayang untuk melanjutkan meraih ilmu di Perguruan Tinggi. Tapi lidah sepertinya berat untuk berkata, mengingat profesi mereka yang tidak mungkin bisa membiayai. Akhirnya Aku batalkan saja, meskipun dalam hati punya keinginan yang kuat. Tapi rasa kasihan, telah melebihi niatku untuk melanjutkan. Aku hanya bisa pasrah.
Keesokan hari Aku berangakat sekolah yang masih ditemani lamunan untuk melanjutkan. Sampai di sekoalah Aku hanya bisa mendengar teman-teman yang membicarakan kemana setelah lulus SMA. Dan Aku hanya bisa terdiam, dan sebagai pendengar setia. “Togar, kamu ingin melanjutkan kemana”, tanya salah seorang temanku. Aku kaget, Aku harus menjawab apa.
“Mungkin Aku tidak mencari Ilmu lagi teman, Aku mau mencari uang untuk membantu Adik sekolah”.
“lho, Togar kamu itu bintang kelas mengapa tidak mau melanjutkan?”
“Aku hanya kasihan dengan kedua orangtuaku, kita makan saja terkadang harus puasa apalagi untuk biaya kuliah. Mungkin itu hanya mimpi bagiku”.
“kata siapa hanya mimpi”. Aku kaget ketika mendengar suara tersebut, yang kemudian merangkul bahuku. “kalau ada kemauan pasti akan ada jalan kawan. Tak perlu sedih siapa saja boleh kuliah. Menuntut ilmu itu tidak hanya bagi orang yang berduit. Tapi adalah orang yang niat untuk belajar.” Tambah temanku.
Aku hanya bisa tersenyum, seakan semua itu akan terjadi padaku. Tapi mungkin atau tidak hanya bisa melihat nanti.
“Tadi Aku dapat infomasi dari BK, bahwa ada beasiswa selama kuliah yang diperuntukkan untuk anak yang bagus nilai ademiknya dan bersal dari keluarga tidak mampu”.
Mendengar pengumuman tersebut Aku sudah seperti menerima hadiah yang Aku harapkan. Seakan mimpi itu sudah bisa Aku raih, hati yang tadinya panas tersa disiram dengan air. “yang benar kamu, mad?!”.
Dia menganggukan kepala dengan penuh senyum seakan ingin Aku bisa ikut melanjutkan di Perguruan Tinggi.
Setelah mendengar pengumuman itu Aku langsung memastikan di ruang BK. Ternyata semua itu benar. Seras Aku sudah bisa bernafas lagi, tak ku hiraukan kedua orang yang Aku sayang mengizinkan atau tidak. Mendengar hal itu sudah menjadi obat bagiku.
Sesampai Aku di rumah, Aku sampaikan pengumuman itu kepada orangtuaku. Namun mereka sepertinya belum bisa mengizinkan Aku untuk melanjutkan. Dengan alasan, apakah pengumuman itu benar. Jangan-jangan setelah dua tahun kita yang membiayai sendiri. Mendengar hal itu seakan Aku menciut semakin kecil dan cahaya yang tadi terang kembali redup lagi. Karena Aku belum tahu info lengkapnya bagaimana, jadi Aku tidak bisa menjelaskannya secara detil. Aku ingin besok kembali ke BK untuk menanyakan hal itu kepada pak Jumadi guru BK di sekolahku.
Keesokan hari, setelah istirahat Aku mencoba mencari informasi tersebut. Serasa setengah jam saya di ruang BK untuk medengar penjelasan dari pak Jumadi mengenai beasiswa. Dan pak Jumadi sangat setuju kalau Aku ikut progarm beasiswa tersebut. Aku hanya bisa tersenyum.
Saat keluarga sudah berkumpul, Aku mencoba menjelasakan tentang beasiswa tersebut kepada orangtuaku. Diatas tikar yang ditemani lampu yang tidak begitu terang. Mendengar hal tersebut, mereka masih menyuruh menungguku untuk mendapat izin dari mereka berdua. Hati merasa tidak sabar mendengar apa yang ingin disampaikan kepadaKu. Apakah Aku diizinkan atau tidak.
Dua hari kemudian, setelah mereka pulang dari kerja di hutan yang letaknya sangat jauh dari rumah, ternyata memberi izin pada ku untuk mengikuti program beasiswa tersebut. Hatiku sudah tidak karuan, senangnya buak main. Langsung Aku mencium tangan mereka dan mengucapkan terima kasih disertai air mata dari kami. “Semoga kamu berhasil Le!”, tambah bapak sambil menepuk pundakku.
Tapi perjuangan ku tidak hanya sampai disini. Banyak yang tidak senang kalau Aku akan melanjutkan, yaitu tetangga kami yang merasa iri pada kami. Sampai suatu hari Aku mendengar sendiri, bahwa mereka mengatakan, “buat makan saja tidak ada mau kuliah, paling setelah lulus juga nganggur mending bantu kerja di hutan”. Setelah mendengar hal tersebut hati merasa teriris dengan pisau. Aku hanya bisa mencoba bersabar
Biarkan orang lain berkata seperti itu, mungkin ini adalah suatu ujian yang dihadapi oleh seoarang yang akan meraih kemengan. Di dalam ibadah malam yang hampir Aku lakukan setiap hari Aku selipkan sebuah doa, “Ya Allah hanya Engaku tempat Hamba meminta pertolongan. Buakakanlah hati mereka, agar tidak iri pada orang lain. Semoga dengan diterimanya Saya, bisa membuka hati mereka yang tertutup rapat dari cahaya. Amin”.
Setelah mendapat izin dari kedua orangtua segera Aku mendaftarkan diri dan mengurus berbagai persyaratan. Pengumumannya tinggal minggu depan. Hati yang bergetar, terbayang pada tetangga yang selalu menggembosi agar Aku tidak melanjutkan kuliah. Aku ingin buktikan kepada dunia bahwa anak buruh tani juga bisa kuliah, bisa berprestasi.
Pengumuman tinggal besok, dan Aku harus ke ruang BK. Sebelum Aku berangkat sekolah, minta doa restu kepada kedua orang yang Aku sayang mudah-mudahan impian anaknya tercapai. Meskipun dari kalangan biasa tapi mencoba untuk menjadi luar biasa. Sambil mengayuh sepeda, kuucapkan zikir dan doa. Saat sampai di sekolah, saat melewati kantor BK, pak Jumadi memeberitahu Aku bahwa nanti pukul 11.00 siang untuk datang ke kantor BK melihat pengumuman beasiswa.
Mendengar hal itu, hatiku makin tak karuan apakah Aku bisa membahagiakan orang yang Aku sayangi, apakah Aku bisa memberi nama baik sekolah Ku. Pikiran sudah mulai campur aduk. Sambil menanti pengumuman Aku sibukkan diriku dengan berdiam di mushola sekolah. Aku berharap Tuhan berpihak kepadaKu. Kupasrahkan semuanya.
Jam sebelas sudah tiba, rasanya berat kaki untuk melangkah ke kantor BK. Apaligi saat tiba di depan pintu, jantung semakin berdebar. “Togar, silahkan duduk” kata pak Jumadi. Aku menganggukkan kepala disertai senyum manis dari bibirKu, dan mengambil tempat duduk yang paling nyaman. Di tengah-tengah aku menarik nafas, tiba-tiba pak Jumadi mengulurkan tangannya dan mengucapkan selamat padaKu. Aku tak menyangka, ternyata Aku bisa memakai jas impianKu. Dan bisa bertemu dengan teman-teman se-Nusantara serta memiliki dosen. Ayah ibu, alhamdulillah dapat duduk di bangku kuliah. Terima kasih.
SUMBER :
Cerpen Karangan: Siti Nurjana
Blog: aryaniputri4.blogspot.com

PENGARUH SITUASI

2 Nov

PENGARUH SITUASI KONSUMEN
Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek (Engel, et.al ,1994) . Situasi Konsumen adalan faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu ( Mowen dan Minor 1998)
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
A. Jenis-jenis situasi konsumen
1. SITUASI KOMUNIKASI
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
1) Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
2 )Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah,
poster, billboard, brosur, leaflet dsb
3) Informasi diperoleh langsung dari toko melalui promos penjualan, pengumuman di rak dan di depan took
2. SITUASI PEMBELIAN
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain
3. SITUASI PEMAKAIAN
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga
B. Interaksi Orang-Situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen dengan gaya hidup believer. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu
menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa
menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli.
Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya
hidup believer ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya misalnya celana
jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian
yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi
konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan pengaruhnya sebesar 68%.
C. Pengaruh Situasi Yang Tidak Terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang. Misalnya mahasiswi yang akan mengikuti ujian dan lupa membawa bolpoin dan pensil, maka secara otomatis dia akan membeli dulu bolpoin dan pensil sebelum mengikuti ujian tersebut.
SUMBER :
http://earldimara.blogspot.com/2011/10/pengaruh-situasi.html

PENGARUH KELUARGA DAN RUMAH TANGGA

2 Nov

Variabel yang Mempengaruhi Sosiologi Keluarga dan Rumah Tangga
Pemasar dapat memahami keluarga dan keputusan rumah tangga yang lebih baik dengan memeriksa dimensi sosiologis tentang bagaimana keluarga membuat keputusan konsumen. Tiga variabel sosiologis yang membantu menjelaskan bagaimana fungsi keluarga meliputi kohesi, adaptasi, dan komunikasi.
* Kohesi adalah ikatan emosional antara anggota keluarga. Itu mengukur seberapa dekat satu sama lain merasa anggota keluarga pada tingkat emosional. Kohesi mencerminkan rasa keterhubungan atau keterpisahan dari anggota keluarga lainnya.
* Adaptasi mengukur kemampuan sebuah keluarga untuk mengubah struktur kekuasaannya, hubungan peran, dan aturan hubungan dalam respon terhadap stres situasional dan perkembangan. Tingkat adaptasi menunjukkan seberapa baik keluarga dapat memenuhi tantangan yang disajikan oleh situasi berubah.
* Komunikasi adalah dimensi memfasilitasi, penting untuk gerakan pada dua dimensi lainnya. Keterampilan komunikasi positif (seperti empati, mendengarkan reflektif, komentar mendukung) memungkinkan anggota keluarga untuk berbagi kebutuhan mereka berubah karena mereka berhubungan dengan kohesi dan kemampuan beradaptasi. Keterampilan komunikasi negatif (seperti pesan ganda, ganda mengikat, kritik) meminimalkan kemampuan untuk berbagi perasaan, sehingga membatasi gerakan dalam dimensi kohesi dan kemampuan beradaptasi. Memahami apakah keluarga
anggota puas dengan pembelian keluarga membutuhkan komunikasi dalam keluarga. Untuk menentukan bagaimana keluarga membuat keputusan pembelian dan bagaimana keluarga mempengaruhi perilaku pembelian masa depan anggotanya, hal ini berguna untuk memahami fungsi yang disediakan dan peran yang dimainkan oleh anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka.
FUNGSI KELUARGA
Empat fungsi dasar yang disediakan oleh keluarga sangat relevan dengan diskusi tentang perilaku konsumen. Ini termasuk (1) Ekonomi kesejahteraan, (2) Dukungan emosional, (3) gaya hidup keluarga Cocok, dan (4) Keluarga anggota sosialisasi.
(1) Ekonomi Kesejahteraan
Menyediakan sarana keuangan untuk tanggungan adalah diragukan lagi fungsi dasar keluarga. Bagaimana keluarga membagi tanggung jawabnya untuk memberikan kesejahteraan ekonomi telah berubah selama 25 tahun terakhir. Peran tradisional sebagai penyedia ekonomi suami dan istri sebagai pengurus rumah dan kuda yg berkeras kepala anak masih berlaku. Peran ekonomi anak-anak telah berubah. Hari ini, bahkan jika beberapa anak remaja bekerja, mereka jarang membantu keluarga secara finansial. Orangtua mereka masih diharapkan untuk menyediakan kebutuhan mereka. Tetapi beberapa dari mereka mendapatkan cukup pocketmoney untuk memutuskan konsumsi item diskresioner.
(2) Dukungan Emosional
Pemberian makanan emosional (termasuk cinta, kasih sayang, dan keintiman) untuk anggotanya adalah fungsi dasar yang penting dari keluarga kontemporer. Dalam memenuhi fungsi ini, keluarga memberikan dukungan dan dorongan dan membantu anggotanya dalam mengatasi masalah pribadi atau sosial. Untuk membuatnya lebih mudah bagi orangtua yang bekerja untuk menunjukkan kasih sayang cinta dan dukungan untuk anak-anak mereka, kartu ucapan perusahaan telah kartu pemasaran khususnya bagi orangtua untuk memberikan anak-anak mereka. Misalnya, di kebanyakan komunitas, pusat pendidikan dan psikologi banyak tersedia yang dirancang untuk membantu orang tua yang ingin membantu anak-anak mereka meningkatkan belajar mereka dan keterampilan komunikasi, atau secara umum, lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka.
(3) Gaya Hidup Keluarga Cocok
Fungsi lain keluarga yang penting dalam hal perilaku konsumen adalah pembentukan gaya hidup yang cocok untuk keluarga. Komitmen gaya hidup keluarga, termasuk alokasi waktu, sangat mempengaruhi pola konsumsi. Misalnya, peningkatan jumlah wanita menikah bekerja di luar rumah telah mengurangi waktu mereka telah tersedia untuk pekerjaan rumah tangga, dan telah menciptakan pasar untuk produk kenyamanan dan restoran cepat saji. Juga, dengan kedua orang tua yang bekerja, peningkatan penekanan ditempatkan pada “waktu berkualitas” notionof, bukan “kuantitas waktu” dihabiskan dengan anak-anak dan
anggota keluarga lainnya. Menyadari kelangkaan waktu kualitas keluarga, Hotel, menampilkan berbagai paket akhir pekan ditargetkan untuk pasangan dan anak-anak mereka.
(4) Sosialisasi Anak dan Anggota Keluarga Lainnya
Sosialisasi anggota keluarga, terutama anak muda, adalah fungsi keluarga pusat. Dalam sebagian besar, proses ini terdiri dari menyampaikan kepada anak-anak nilai dasar dan mode perilaku yang konsisten dengan budaya. Ini umumnya mencakup prinsip-prinsip moral dan agama, keterampilan interpersonal, pakaian dan perawatan standar, perilaku yang sesuai dan pidato, dan pemilihan tujuan pendidikan dan pekerjaan atau karir yang cocok. Sosialisasi keterampilan (sopan santun, tujuan, nilai, dan kualitas lainnya) yang diberikan kepada anak secara langsung melalui instruksi dan secara tidak langsung melalui pengamatan perilaku orang tua dan saudara kandung yang lebih tua. Pemasar sering menargetkan orang tua mencari bantuan dalam tugas sosialisasi anak remaja.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA
Keluarga menggunakan produk meskipun orang biasanya membeli mereka. Menentukan apa produk harus dibeli, yang ritel stopkontak untuk digunakan, bagaimana dan kapan produk yang digunakan, dan siapa yang harus membelinya adalah proses rumit yang melibatkan berbagai aktor atau peran dan.
Peran Perilaku
Keluarga dan kelompok lain menunjukkan apa yang sosiolog Talcott Parsons disebut perilaku peran instrumental dan ekspresif.
* Peran instrumental, juga dikenal sebagai peran fungsional atau ekonomi, melibatkan keuangan, kinerja, dan fungsi lainnya yang dilakukan oleh anggota kelompok.
* Peran Ekspresif melibatkan pendukung anggota keluarga yang lain dalam proses pengambilan keputusan dan mengekspresikan kebutuhan keluarga estetika atau emosional, termasuk norma-norma keluarga menegakkan.
Peran individu Belanja Keluarga
Keluarga keputusan konsumsi melibatkan setidaknya lima peran didefinisikan, yang dapat diasumsikan oleh pasangan, anak, atau anggota lain dari rumah tangga. Kedua peran ganda dan beberapa aktor normal. Pemasar perlu berkomunikasi dengan konsumen dengan asumsi masing-masing peran, mengingat bahwa anggota keluarga yang berbeda akan mengasumsikan peran yang berbeda tergantung pada situasi dan produk. Anak-anak, misalnya, pengguna sereal, mainan, pakaian, dan banyak produk lainnya tetapi tidak mungkin pembeli. Salah satu atau kedua orang tua tersebut menjadi penentu dan pembeli, meskipun anak-anak mungkin penting sebagai
influencer dan pengguna.
Peran Keluarga
Untuk keluarga berfungsi sebagai unit kohesif, peran atau tugas-seperti mencuci pakaian, menyiapkan makanan, pengaturan meja makan, membuang sampah, berjalan-jalan anjing harus dilakukan oleh satu atau lebih anggota keluarga. Dalam masyarakat yang dinamis kita, dll yang terkait dengan keluarga peran yang terus berubah.
Konsumsi Keluarga Peran Kunci
Peran yang dimainkan oleh anggota keluarga yang berbeda akan bervariasi dari produk ke produk. Sedangkan belanja di pasar, ibu rumah tangga datang di berbagai jus yang baru ia membeli untuk keluarga. Keputusannya untuk membeli tidak secara langsung melibatkan pengaruh anggota keluarga lainnya. Dia adalah penentu, pembeli, tapi dia mungkin atau mungkin tidak preparer dan tidak hanya pengguna. Dalam kasus produk-produk seperti televisi, mobil, sistem musik, furnitur atau produk lain yang mungkin untuk digunakan oleh beberapa atau semua anggota keluarga, keputusan pembelian mungkin keputusan bersama atau kelompok. Ada delapan peran yang berbeda dalam proses pengambilan keputusan keluarga.
Pengaruh pada Proses Keputusan
Bagaimana suami dan istri melihat pengaruh relatif mereka pada pengambilan keputusan di seluruh tahap keputusan? Dan apa artinya ini bagi pemasar? Keputusan bersama cenderung dibuat tentang liburan, televisi, kulkas, dan perabot ruang tamu. Otonom pengambilan keputusan cenderung untuk hadir dalam pengambilan keputusan tentang kategori yang termasuk perhiasan wanita, pakaian pria rekreasi, cat indoor dan wallpaper, dan bagasi. Dengan memahami mana pada ini “peta” keputusan untuk membeli produk tertentu jatuh, pemasar dapat menjadi untuk menentukan aspek mana dari produk tertentu untuk mengiklankan kepada anggota rumah tangga yang berbeda dan media yang akan mencapai anggota keluarga yang berpengaruh.
Pengaruh oleh Keputusan Tahap
Pasangan mengerahkan derajat yang berbeda jika pengaruh ketika melewati tahapan yang berbeda dari proses pengambilan keputusan. Gerakan dari pencarian informasi untuk keputusan akhir mungkin minimal dalam kasus keterlibatan rendah banyak barang tetapi lebih jelas untuk barang yang berisiko atau memiliki keterlibatan tinggi untuk keluarga. Gerakan yang paling menonjol untuk lemari es, mobil keluarga, furniture ruang tamu berlapis, dan karpet atau permadani. Liburan mungkin adalah yang paling demokratis keputusan pembelian keluarga. Kampanye terpisah mungkin bertepatan dengan kepentingan khusus, terutama untuk produk-produk dengan siklus perencanaan yang panjang.
Pengaruh pekerjaan
Di masa lalu, pemasar mampu merujuk pada struktur kategori peran tradisional untuk menentukan anggota keluarga yang paling mungkin untuk membeli produk tertentu. Meskipun peran membeli tradisional masih berlaku, suami dalam dual-pendapatan pernikahan mungkin bersedia untuk berhenti di toko kelontong untuk mengambil beberapa barang, dan istri yang bekerja mungkin drop mobil keluarga di bengkel untuk mengganti oli. Namun, pasangan kontemporer tidak cenderung bergeser tanggung jawab bersama untuk membeli tradisional hanya satu pasangan, tetapi mereka willingto berbelanja bersama-sama untuk item utama.

SUMBER:
http://hadasiti.blogspot.com/

PENGARUH INDIVIDU

2 Nov

Setiap Individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada hakekatnya adalah kertas kosong yang di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku manusia merupakan fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu sama lain karena ditentukan oleh masing – masing lingkungan yang memang berbeda.
Secara biografis individu memiliki karakteristik yang jelas bisa terbaca, seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, yang semua itu memiliki hubungan signifikan dengan produktivitas atau kinerja dalam suatu organisasi dan merupakan isu penting dalam dekade mendatang. Dari kajian beberapa bukti riset, memunculkan kesimpulan bahwa usia tampaknya tidak memiliki hubungan dengan produktivitas. Dan para pekerja tua yang masa kerjanya panjang akan lebih kecil kemungkinannya untuk mengundurkan diri. Demikian pula dengan karyawan yang sudah menikah, angka keabsenan menurun, angka pengunduran diri lebih rendah serta menunjukkan kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada karyawan yang bujangan.
Setiap individu pun memiliki kemampuan yang berbeda, kemampuan secara langsung mempengaruhi tingkat kinerja dan kepuasan karyawan melalui kesesuaian kemampuan – pekerjaan. Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat manusia, perilaku individu akan berbeda di karenakan oleh kemampuan yang dimilikinya juga berbeda. Pembelajaran merupakan bukti dari perubahan perilaku individu. Pembelajaran terjadi setiap saat dan relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Meski manusia dapat belajar dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan mereka, terlalu sedikit perhatian yang diberikan dalam peran yang di mainkan pada evolusi pembentukan perilaku manusia. Para psikologi evolusioner memberitahu kita bahwa manusia pada dasarnya sudah terbentuk ketika dilahirkan. Kita lahir di dunia ini dengan sifat-sifat yang sudah mendarah daging, diasah, dan diadaptasikan terus selama jutaan tahun, yang membentuk dan membatasi perilaku kita. Psikologi evolusioner menentang pemahaman yang menyatakan bahwa manusia bebas untuk mengubah perilaku jika dilatih atau dimotivasi. Akibatnya, kita menemukan bahwa orang dalam tataran organisasi sering berperilaku dengan cara yang tampaknya tidak bermanfaat bagi diri mereka sendiri atau majikan mereka. Namun B.F. Skinner, dengan bangga menyatakan keyakinannya dalam membentuk perilaku individu dalam lingkungan, “Berikan saya seorang anak pada saat kelahirannya dan saya dapat berbuat seperti apa yang Anda inginkan”.
Dari teori kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, memberikan 3 komponen dasar perilaku individu , diantaranya adalah :
1. Konsepsi Id : adalah subsistem dari kepribadian yang merupakan sumber dan menampung semua kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu sistem.Libido dan Agresi adalah elemen kepribadian dari unsur Id yang berkenaan dengan kata hati, hasrat dan keinginan untuk mengejar kesenangan & kepuasan.
2. Konsepsi Ego : mewakili logika yang dihubungkan dengan prinsip-rinsip realitas dan merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani sekaligus mengendalikan (penengah) dua sisi lainnya (Id & Super Ego), dengan cara berinteraksi dengan dunia atau lingkungan luar.
3. Konsepsi Super Ego : kekuatan moral dari personalitas yang merupakan sumber nilai, norma dan etika yang dianut seseorang dan memungkinkan ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Jika seseorang memiliki superego yang baik, maka orang tersebut akan memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi.
Sebagai kesimpulannya, perilaku individu tidak hanya ditentukan oleh faktor keturunan atau bawaan dari lahir, tetapi juga dipengaruhi oleh effort (usaha), ability(kompetensi) serta situasi lingkungan. Perubahan perilaku merupakan hasil dari proses pembelajaran.
1. PENGERTIAN KELOMPOK REFERENSI
Kelompok referensi disebut juga sebagai acuan.Kelompok referensi merupakan sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seorang secara langsung atau tidak langsung.Kelompok referensi ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusandan sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum / khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.
Jenis – jenis kelompok referensi berdasarkan pengelompkannya yaitu :
1. Menurut intensitas interaksi dan kedekatannya
§ Kelompok primer
§ Kelompok sekunder
2. Menurut legalitas keberadaan
§ Kelompok formal
§ Kelompok informal
3. Menurut status keanggotaan dan pengaruh
§ Kelompok aspirasi
§ Kelompok disosiasi
§ Primary / secondary
§ Membership

Untuk dapat mempunyai pengaruh tersebut, kelompok rujukan harus melakukan hal – hal berikut ini :
1. Memberitahukan atau mengusahakan agar orang menyadari adanya suatu produk / merk khusus.
2. Memberikan kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok.
3. Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok.
4. Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok
Kelompok referensi terdiri atas dua jenis, yaitu :
1. Kelompok referensi normative
2. Kelompok referensi komparatif
Untuk mendorong timbulnya conformity maka kelompok referensi harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Memberitahukan atau mengusahakan agar orang menyadari adanya sesuatu produk menarik atau merek yang khusus.
2. Memberikan kesempatan kepada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok.
3. Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok.
4. Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok.
Beberapa peran penting dari keluarga antara lain :
1. Memenuhi kesejahteraan secara ekonomi
2. Memberikan dukungan emosional
3. Membentuk gaya hidup
4. Sosialisasi

SUMBER :
http://dickyragkick.blogspot.com/2011/10/pengaruh-individu.html

BAB 8 – PENGERTIAN KELOMPOK REFERENSI